Jumat, 09 Oktober 2015

Kebudayaan Daerah Banyumas

Tugas Ilmu Budaya Dasar


Kabupaten Banyumas adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Purwokerto. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Di kota ini terdapat gunung tertinggi di Jawa Tengah yaitu Gunung Selamet, tepatnya di ujung utara wilayah Kabupaten ini. Banyumas memiliki beragam kebudayaan yang sangat terkenal di masyarakat. Mulai dari makanan hingga kesenian

Berikut adalah kebudayaan daerah Banyumas.
  1. MAKANAN
Makanan di Banyumas sangat beragam dan sangat terkenal,kuliner Banyumas muncul dari resep2 dari masyarakat Banyumas pada zaman dulu.

Berikut adalah makanan khas Banyumas :
  • MENDHOAN
Mendhoan, itulah nama dari tempe yang ukurannya lebih lebar dari ukuran tempe pada umumnya. Makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai ini berasal dari Banyumas, Jawa Tengah. Cara membuatnya sama dengan tempe biasa hanya saja ukurannya lebih lebar dan lebih tipis. Di daerah Purwokerto,Banyumas, banyak sekali penjual makanan ini, baik yang matang maupun yang masih mentah. Untuk yang masih mentah biasanya dikemas dalam wadah yang terbuat dari anyaman bambu atau biasa disebut “besek”.  Di dalam besek tersebut sudah disertakan tepung berbumbu dan sebotol sambal kecap. Kita tinggal mencampur tempe dengan tepung tersebut dan tidak perlu membuat bumbu sendiri. Agar lebih nikmat, mendoan yang sudah digoreng dimakan saat hangat dengan ditemani cabai atau sambal kecap dan secangkir kopi atau teh panas.
  • GETHUK GORENG
Gethuk Goreng ini dibuat dari singkong. Cara membuatnya sangatlah mudah. Singkong yang gembur ( kalau dimasak akan menjadi mekar ) di cuci dan dikukus sampai matang, lalu kemudian ditumbuk halus dengan dicampur gula jawa, parutan kelapa, garam, dan vanili sampai rata. Setelah itu dibentuk kecil – kecil lalu dicelupkan ke dalam adonan beras atau terigu dan ditambahkan sedikit garam lalu digoreng dengan minyak kelapa. Gethuk yang sudah jadi akan dibungkus di dalam pithi ( kemasan dari anyaman bambu ).  Sokaraja merupakan kota kecil yang  terletak sekitar 7 km timur Kota Purwokerto, kabupaten Banyumas.

     2. KESENIAN

Beberapa kesenian/kebudayaan banyumasan ini tumbuh karena adat istiadat/kebiasaan mayarakat banyumas pada zaman dahulu dan samapai sekarang masih dijaga keutuhan serta kelestarianya,agar tidak hilang seiring perubahan waktu.

Berikut adalah kesenian daerah Banyumas :
  • GENDING BANYUMASAN
Gending khas lagu-lagu Banyumasan sangat mewarnai berbagai kesenian tradisional Banyumasan, bahkan dapat dikatakan menjadi ciri khasnya, apalagi dengan berbagai hasil kreasi barunya yang mampu menampilkan irama Banyumasan serta dialek Banyumasan. Ciri-ciri khas lainnya antara lain mengandung parikan yaitu semacam pantun berisi sindiran jenaka, iramanya yang lebih dinamis dibanding irama Yogya-Solo bahkan lebih mendekati irama Sunda. Isi-isi syairnya umumnya mengandung nasihat, humor, menggambarkan keadaan daerah Banyumas serta berisi kritik-kritik sosial kemasyarakatan. Lagu-lagu gending Banyumasan dapat dimainkan dengan gamelan biasa maupun gamelan calung bambu. Seperti irama gending Jawa pada umumnya, irama gending Banyumasan mengenal juga laras slendro dan pelog.
  • LENGGER-CALUNG
Kesenian tradisional lengger-calung tumbuh dan berkembang di wilayah ini. Sesuai namanya, tarian lengger-calung terdiri dari lengger (penari) dan calung (gamelan bambu), gerakan tariannya sangat dinamis dan lincah mengikuti irama calung. Diantara gerakan khas tarian lengger antara lain gerakan geyol, gedheg dan lempar sampur. Dulu penari lengger adalah pria yang berdandan seperti wanita, kini penarinya umumnya wanita cantik sedangkan penari prianya hanyalah sebagai badut pelengkap yang berfungsi untuk memeriahkan suasana, badut biasanya hadir pada pertengahan pertunjukan. Jumlah penari lengger antara 2 sampai 4 orang, mereka harus berdandan sedemikian rupa sehingga kelihatan sangat menarik, rambut kepala disanggul, leher sampai dada bagian atas biasanya terbuka, sampur atau selendang biasanya dikalungkan dibahu, mengenakan kain/jarit dan stagen.
  • WAYANG KULIT AGRAG BANYUMASAN
Pertunjukan wayang kulit di wilayah Banyumas lebih cenderung mengikuti pedalangan “gagrag” atau gaya pedalangan khas Banyumasan. Seni pedalangan gagrag Banyumasan sebenarnya mirip gaya Yogya-Solo bercampur Kedu baik dalam hal cerita, suluk maupun sabetannya, bahasa yang dipergunakanpun tetap mengikuti bahasa pedalangan layaknya, hanya bahasa para punakawan diucapkan dengan bahasa Banyumasan. Nama-nama tokoh wayang umumnya sama, hanya beberapa nama tokoh yang berbeda seperti Bagong (Solo) menjadi Bawor atau Carub. Ciri utama dari wayang kulit gagrag Banyumasan adalah nafas kerakyatannya yang begitu kental dan Ki Dalang memang berupaya menampilkan realitas dinamika kehidupan yang ada di masyarakat. Tokoh pedalangan yang terkenal saat ini antara lain Ki Sugito Purbacarito, Ki Sugino Siswacarito, Ki Suwarjono dan lain-lain.
  • MUSIK KENTHONGAN
Musik kenthongan di Banyumas telah lahir dan berkembang menjadi musik yang begitu atraktif dan bergairah. Setiap grup dapat menampilkan kreativitasnya masing-masing secara bebas, tanpa aturan-aturan baku yang mengekang kreativitas. Kebebasan kreativitas inilah yang menjadi salah satu daya tarik dari musik ini. Di  salah satu wilayah di Banyumas bisa dijumpai ada sekelompok masyarakat yang mengembangkan kenthongan menjadi semacam perangkat musik. Caranya adalah membuat alat kenthongan dalam jumlah banyak kemudian ditabuh bersama-sama.
Pada waktu itu ada yang mencoba memasukkan alat musik mirip dengan angklung yang cara membunyikannya adalah dengan memukul bilah-bilah nada di dalamnya. Selanjutnya jadilah aransemen musikal dari alat kenthongan yang dilengkapi dengan alat musik mirip angklung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar