UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
PSIKOLOGI
SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI DALAM MBTI (MYER BRIGGS TYPE INDICATOR)
Disusun Oleh:
Devita Nurul Aulia 11515768
Syifa Rahma Ismira 16515785
Yunithalia Windia Astari 17515357
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kami nikmat
iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu
kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Aplikasi Kepribadian MBTI”.
Shalawat
serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar
yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta.
Adapun
penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata
kuliah sistem informasi psikologi. Kami ucapkan
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung
serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya
makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan
makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah
ini di waktu berikutnya.
Depok, 29 Desember 2018
Tim Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Psikologi
adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses
mental serta cara perilaku dan dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh
kondisi mental organism dan lingkungan eksternal (Wade, 2008)
Ilmu psikologi sangat berperan
penting dalam berbagai hal, contohnya tes kepribadian. Tujuan tes kepribadian
adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu
sendiri bersikap individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki
kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya dan kepribadian itu
bukan berarti benar atau salah, bukan pula yang baik ataupun yang buruk. Tes
tersebut berupa kuesioner atau instrument standar lainnya yang didesain untuk
mengungkapkan karakter seseorang. Tes
kepribadian mempunyai tiga fungsi yaitu, fungsi seleksi, klasifikasi dan
deskripsi. Fungsi seleksi berfungsi sebagai seleksi jika digunakan untuk
memilih individu yang sesuai kualifikasi yang diharapkan melalui media online
atau internet. Fungsi klasifikasi untuk mengelompokkan individu-individu dalam
kelompok sejenis dari hasil tes yang dilakukan. Fungsi deskirpsi untuk
menjelaskan profil seseorang baik kepribadian, tingkah laku, kemampuan, minat
dan bakat.
Berdasarkan fungsi tes kepribadian,
aplikasi penilaian tes kepribadian berbasis online
dirancang sebagai fungsi deskripsi yaitu untuk mengetahui minat dan bakat pada
mahasiswa Universitas Gunadarma Depok. Sehingga lulusan universitas gunadarma
memiliki kepribadian yang baik akan mensukseskan suatu pekerjaan, contohnya
kedisiplinan, ketekunan, ketelitian dan semangat yang tinggi.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
maka penulis dapat merumuskan suatu masalah yaitu;
1.
Apa
yang dimaksud dengan kepribadian?
2.
Apa faktor
yang mempengaruhi kepribadian seseorang?
3.
Apa
yang dimaksud tes
kepribadian?
4.
Apa
yang dimaksud tes kepribadian berbasis sistem
informasi psikologi?
5.
Bagaimana cara menggunakan aplikasi berbasis sistem informasi psikologi yang
digunakan untuk mengetahui
kepribadian seseorang?
C.
Tujuan
Berdasarkan berbagai
permasalahan yang ditemukan, maka tujuan yang diharapkan penulis dapat tercapai
yaitu;
1.
Mengetahui pengertian dari kepribadian.
2.
Memahami faktor-faktor teori kepribadian yang digunakan sebagai landasan pembuatan aplikasi tes kepribadian.
3.
Mengetahui pengertian dari tes kepribadian.
4.
Membuat suatu aplikasi tes kepribadian yang berbasis sistem informasi psikologi yang dapat digunakan
untuk mengetahui
kepribadian seseorang.
5.
Memahami cara penggunaan aplikasi tes kepribadian berbasis sistem inforamsi psikologi yang telah dibuat, sehingga
dapat dioperasikan secara luas untuk mengetahui kepribadian seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepribadian
1.
Definisi
Kepribadian
Menurut Allport (dalam Sunaryo, 2004) kepribadian adalah suatu
organisasi yang dinamis dari sistem-sistem psikofisis di dalam individu yang
menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya.
Menurut Parkinson (2004) kepribadian adalah sebuah cara yang dilakukan
seseorang dalam merespon suatu situasi atau cara bertindak yang disukai
seseorang terhadap keadaan maupun orang tertentu.
2.
Faktor
Kepribadian
Menurut
Buchanan dan Huczynski (1977) berikut
ini merupakan faktor-faktor kepribadian yaitu:
a.
Faktor Biologis
Tidak semua karakter fisik yang menggambarkan kepribadian
seseorang, hal tersebut dipengaruhi oleh pandangan atau asumisi masyarakat
mengenai karakteristik fisik tersebut. Sebagai contoh adalah adanya asumsi
dalam masyarakat bahwa seorang pria yang berkumis tebal berkepribadian keras
dan mudah marah, orang yang berbibir tipis identik dengan karakteristik suka
berbicara (cerewet),dan sebagainya. Sebenarnya karakteristik fisik tersebut
tidak menjamin orang bersangkutan memiliki kepribadian seperti yang diasumsikan
oleh masyarakat, namun karena adanya apriori yang berkembang dalam masyarakat
akibat kondisi kebudayaan sering kali memberi dampak psikologis tertentu dalam
diri seseorang dan kebudayaan memiliki kepribadian seperti yang diasumsikan
oleh orang banyak tersebut. Sehingga karakteristik fisik dapat pula menjadi
faktor pembentuk perkembangan kepribadian meskipun tidak multak.
b.
Faktor Geografis
Setiap daerah mempunyai kekayaan alam yang berbeda-beda. Orang-orang
yang tinggal di daerah yang kaya akan sumber daya alam dan menyediakan sumber
makanan yang melimpah cenderung berkepribadian lemah dan malas, namun
sebaliknya kondisi geografis yang tidak bersahabat cendrung menjadikan
masyarakatnya berkepribadian keras, kuat, dan perkerja keras karena hal itu
merupakan tuntutan untuk tetap bertahan hidup.
c.
Faktor Kebudayaan Khusus
Adanya perbedaan kebudayaan pada setiap masyarakat menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, meskipun para sosiolog
menyarankan agar tidak terlaly membesar-besarkan persoalan ini.
d.
Faktor Pengalaman Kelompok
Teman dalam suatu kelompok memberikan peran yang cukup penting dalam
pengembangan kepribadian seseorang yang positif. Hal itu dikarenakan interaksi
yang terjalin antarindividu dalam suatu kelompok cukup memberi dalam
pembentukan dan perkembangan kepribadian seseorang.
e.
Faktor Pengalaman Unik
Setiap individu pasti memiliki kepribadian yang unik dan berbeda-beda
dengan individu yang lain. Hal tersebut dikarenakan tiap-tiap individu akan
mengalami pengalaman hidup yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
3.
Tes
Kepribadian
Menurut
Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tes kepribadian ialah tes yang dipergunakan untuk
mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian, dan kepribadian itu sifatnya
individual, yang artinya tak seorang pun mempunyai kepribadian yang sama antara
sau dengan yang lain. Kepribadian itu juga bukanalah suatu yang benar atau
salah, bukan juga suatu yang baik atau buruk. Kepribadaian yaitu apa adanya
diri kita yang telah mempunyai kepribadian yang unik yang berbeda dengan yang
lainnya.
4.
MBTI
(Myer
Briggs Type Indicator)
(Myer
Briggs Type Indicator) merupakan tes inventori yang boleh dikatakan paling
akurat, mudah digunakan dan banyak dipakai. MBTI dikembangkan oleh Katharine
Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers berdasarkan teori
kepribadian dari Carl Gustav Jung.
MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang
saling berlawanan.
Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki
semuanya, hanya saja kita lebih cenderung atau nyaman pada salah satu arah tertentu. Berikut
empat skala kecenderungan MBTI;
1.
Extrovert (E) vs. Introvert (I).
Dimensi E atau I melihat orientasi energi kita ke dalam atau ke
luar.
Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar. Mereka suka
bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktifitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar
dan action oriented. Mereka bagus dalam hal berurusan dengan orang dan hal
operasional. Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam
(diri sendiri). Mereka senang menyendiri, merenung, membaca, menulis dan tidak
begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh
konsentrasi dan focus. Mereka bagus dalam pengolahan data secara internal dan
pekerjaan back office.
2.
Sensing (S) vs. Intuition
(N).
Dimensi S atau N melihat bagaimana individu memproses data. Sensing
memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, praktis,
realistis dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman
dan data konkrit serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Mereka fokus pada
masa kini (apa yang bisa diperbaiki sekarang). Mereka bagus dalam perencanaan
teknis dan detail aplikatif. Sementara tipe intuition memproses data dengan
melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai
kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman imajinasi, memilih cara unik,
dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dicapai di masa mendatang).
Mereka inovatif, penuh inspirasi dan ide unik. Mereka bagus dalam penyusunan
konsep, ide, dan visi jangka panjang.
3.
Thinking (T) vs. Feeling
(F).
Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking
adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk
mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif.
Terkesan kaku dan keras kepala. Mereka menerapkan prinsip dengan konsisten.
Bagus dalam melakukan analisa dan menjaga prosedur/standar. Sementara feeling
adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini
ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan
subjektif. Mereka akomodatif tapi sering terkesan memihak. Mereka empatik dan
menginginkan harmoni. Bagus dalam menjaga keharmonisan dan memelihara hubungan.
4.
Judging (J) vs. Perceiving
(P).
Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di
sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe
orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa
berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat). Mereka tidak suka
hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Mereka ingin merencanakan pekerjaan
dan mengikuti rencana itu. Mereka bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur,
dan perencanaan step by step. Sementara tipe perceiving adalah mereka yang
bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat
beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan
ketidakpastian membuat mereka bergairah. Bagus dalam menghadapi perubahan dan
situasi mendadak.
B.
Sistem
Informasi Psikologi
1.
Definisi
Sistem Informasi Psikologi
Sebelum menjabarkan definisi sistem
informasi psikologi, berikut merupakan pengertian dari sistem, informasi, dan
psikologi.
a.
Sistem
Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa
sistem mengandung arti kumpulan- kumpulan dari komponen-komponen yang
dimiliki unsur keterkaitan satu dengan yang lainnya. Menurut Jogianto
(dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah
objek-objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada
dan terjadi. Menurut Jerry FutzGerald, (dalam Hutahaean, 2014), sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.
b.
Informasi
Menurut McFadden (dalam Anggraeni dan Irviani, 2017) informasi
adalah data yang telah diproses pengetahuan seseorang yang menggunakan data sedemikian
rupa sehingga meningkatkan tersebut. Menurut Hutahaean (2014) informasi adalah
data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya. Sumber informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah
kejadian yang terjadi pada saat tertentu. Menurut Davis (dalam Anggraeni dan
Irviani, 2017) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang berarti bagi penerimanya dan bermanfat dalam pengambilan keputusan saat
ini atau mendatang.
c.
Psikologi
Menurut Wade dan
Tarvis (2008) psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku
dan berbagai proses mental serta cara perilaku dan berbagai proses mental ini
dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal. Menurut
Crow dan Crow (dalam Jahja, 2011) psikologi adalah tingkah laku manusia yaitu
interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik yang berupa manusia lain (human
relationship) maupun yang bukan manusia; hewan, iklim, dan kebudayaan. Menurut
Santrock (dalam Sit, 2017) psikologi adalah kajian ilmiah terhadap proses
perilaku dan mental.
Dari
pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi
adalah komponen yang membentuk prosedur-prosedur psikologis yang mempelajari
hubungan antara perilaku dan juga proses mental manusia yang bertujuan untuk
memberi pemahaman kontrol yang lebih baik terhadap perilaku organisme secara
keseluruhan dan juga untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu baik saat ini
atau mendatang.
2.
Elemen
Sistem Informasi Psikologi
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) elemen sistem adalah bagian
terkecil sistem yang dapat didentifikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar
yang terdiri dari subsistem-subsistem, maka elemen sistem terdapat pada
tingkatan yang paling Untuk membangun sistem informasi psikologi, perlu
menyiapkan kebutuhan untuk elemen sistem dan karakter sistem yang akan dibangun.
3.
Karakteristik
Sistem Informasi Psikologi
Menurut Anggraeni dan Irviani (2017) sistem mempunyai beberapa
karakteristik atau sifat tertentu, antara lain:
a.
Komponen Sistem (Component): Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
b.
Batasan Sistem (Boundary): Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan
sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya.
c.
Subsistem (Sub
system): Bagian-bagian dari sistem
yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan
sasarannya masing-masing.
d.
Lingkungan Luar Sistem (Environment): Suatu sistem yang ada di luar dari batas sistem yang
dipengaruhi oleh operasi sistem.
e.
Penghubung Sistem (Interface): Media penghubung antara suatu sub sistem dengan sub
sistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya menglir
dari suatu sub sistem ke subsistem lainnya.
f.
Masukan Sistem (Input) Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan
sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat berinteraksi.
g.
Keluaran Sistem (Output): Hasil energi yang diolah dan diklasifikasi menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
h.
Pengolahan Sistem (Process): Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang
akan mengubah masukan menjadi keluaran.
i.
Sistem (Object):
Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai
sasaran atau tujuan.
4.
Elemen-elemen
Sistem Informasi Psikologi dalam Aplikasi MBTI
.Berdasarkan
penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pada bagian ini akan dibahas
lebih lanjut pengaplikasian dari setiap elemen-elemen sistem informasi yang
dihubungkan dengan kegunaan sistem informasi tersebut dalam pembuatan tes
Kepribadian MBTI . Oleh karena itu, interaksi antar elemen yang akan terjadi
untuk membangun suatu sistem yang mampu beroperasi dengan baik dan benar untuk
mengetahui kepribadian seseorang adalah sebagai berikut;
a.
Tujuan
Tim
penulis akan membuat suatu sistem informasi dengan tujuan untuk mengetahui
kepribadian individu melalui pemrosesan sejumlah data yang diperoleh.
b.
Input
Masukkan
data yang diterima berupa 2 opsi pilihan jawaban yang berupa pernyataan yang
sesuai menurut individu masing-masing, jika total aitem terdiri dari 60
pernyataan.
c.
Proses
Data
masukkan yang diberikan akan diterima oleh sistem yang selanjutnya akan melalui
proses skoring pada sistem untuk mengetahui jawaban individu tersebut.
Masing-masing dimensi yang ada, jumlahnya akan otomatis terakumulasi dan setelah
itu baru bisa digolongkan individu masuk kedalam dimensi yang mana.
d.
Output
Hasil
akhir yang diperoleh setelah data yang individu berikan diproses melalui sistem
pemrosesan. Pada bagian ini akan ditunjukkan kepribadian masing-masing
individu.
e.
Mekanisme Kontrol
Tim
penulis akan membuat suatu sistem yang hanya akan memberikan 2 opsi jawaban,
sehingga data masukkan yang diberikan individu hanyalah data yang sesuai dengan
data yang mampu diolah oleh sistem. Selain itu, akan diberikan tulisan terkait
instruksi dalam pengisian agar memudahkan individu dalam memilih jawaban yang
sesuai dengan kepribadian masing-masing individu.
C.
Cara
Penggunaan Sistem Informasi Psikologi (Interface)
Berikut merupakan
hasil pembuatan aplikasi tes kepribadian menggunakan Myers- Briggs Type Indicator
(MBTI).
a. Halaman
awal tes kepribadian MBTI
Lakukan
double click pada icon aplikasi
MBTI
b. Kemudian akan muncul penjelasan MBTI
c. Tampilan
yang terdapat di bawah merupakan contoh daftar pertanyaan yang harus dijawab. Testee harus memilih salah satu pilihan
diantara dua pilihan pada tiap barisnya. Bila tester sudah selesai pada halaman
pertama, testee harus mengklik tombol
next di pojok kanan bawah untuk
kehalaman selanjutnya. Bila testee
sudah selesai mengerjakan semua halaman, testee
harus mengklik tombol finish.
d. Gambar
di bawah merupakan contoh kerangka hasil tes kepribadian setelah melakukan tes
kepribadian. Hasil tes berupa grafik perbandingan komponen kepribadian,
penjelasan singkat mengenai kepribadian yang dimiliki testee, saran pengembangan dan profesi yang cocok dengan testee.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggraeni, E. Y., Irviani, R. (2017). Pengantar Sistem
Informasi. Yogyakarta: ANDI.
Buchanan & A. Huczynski.
1977. Organizational Behavior:
Integrated Readings. London: Prentice
Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi.
Yogyakarta: Deepublish.
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan Edisi Pertama.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Kusrini. (2007). Strategi Perancangan dan Pengelolaan
Basis Data. Yogyakarta: ANDI.
Parkinson, M. (2004). Memahami
Kuesioner Kepribadian. Solo: Tiga Serangkai.
Sit, M. (2017). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini
Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Sunaryo. (2004). Psikologi
untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Wade, C., Tavris, C. (2008). Psikologi Edisi 9 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga,